Tuesday, January 15, 2008

Tapak batas

seorang camat sibuk mengukur batas daerah untuk dilaporkan kepada bupati dan walikota,bupati dan walikota sibuk mengukur batas wilayah untuk dilaporkan kepada gubernur dan seterusnyua sampai kepada jenjang eksekutif pemerintahan.sampai detik ini ilustrasi tersebut pun akan kita jalani saat orang mulai mengukur halaman rumahnya kita selalu berjaga-jaga agar ukuran lahan tersebut tidak menyabotase lahan pekarangan kita,itu adalah sebuah hal yang lumrah.
namun berpaling dari semua itu kita coba memikirkan batas hati kita,pekarangan hati yang luas ini apakah akan kita tutup untuk umum?
mengutip kata dari filosofis yunani ternama aristoteles."manusia adalah makhluk zoon politikon.insan sosial yang peduli satu sama lain.apakah selaku makhluk sosial tersebut kita menutup mata dan hati kita saat tetangga sebelah sedang makan nasi aking?apakah kita akan menutup mata dan hati kita melihat dilingkungan kita terjadi kriminalitas,pewdulikah kita/
jika pertanyaan ini saya ajukan kepada saudara tentunya saudara akan menjabab apa yang sedang saya pikirkan ini.tidak jadi masalah karna itu adalah lumrah?egois itulah sikap manusia yang dibawa sejak lahir dari beberapa penelitian menunjukkan manusia itu termasuk homo homuniluus dimana manusia sebagai pemangsa yang lain.
sebagai umat beragama yang dibawa sejak lahir yakni religius instink atau instink keagamaan apakah kita menjadi pemangsa bagi yang lain.seorang pemimpin haruslah menunjukkan dedikasi dan karismatik sebagai seorang pimpinan,seorang pengusaha berniagalah dengan jujur,seorang dosen jangan hanya jadi pengajar bahkan lebih dari pendidik tidak hanya melihat mahasiswa dari angka-angka absensi semata.seorang mahasiswa mari tiunjukkan posisi sebagai seorang anak didik yang sedang menimba ilmu jangan menjadi pengguru terhadap apa yang belum kita ketahui.jangan hanya menggunakan mata telanjang untuk mmemehami sebuah problema akan tetapi coba untuk kita propesionalkan.bukan kah semasa menimba ilmu imam safii selalu taat kepada gurunya.
bila semua tapak batas telah kita ikuti tentu pribadi-pribadi inilah yang dinantikan bangsa ini.
bapak,ibu,saudara,teman dan sahabat saya kita tidak inginkan keterbelakangan mengusik tidur kita malam hari,semua penderitaan pastilah berawal dari kemiskinan.bayangkan jika negara kita makmur tentu sarana kesehatan akan ada dimana-mana fasilitas publik akan menjamur bagai ditengah hujan,akan tetapi kenyataan apa kita kehilangan tetangga,saudara,ayah,ibu,hanya karena tidak mampu berobat pada saat sakit ini sangat memilukan. tangis bayi ditengah malam haus menantikan segelas susu.kebopdohan merajalela karna banyaknya generasi putus sekolah.berjanjilah kita mulai detik ini untuk terus melatih diri peduli pada sesama.
pantai barat sumatera 15/01/08 fajar candra hakiki.

No comments: